Tanya Dokter Psikologi Tentang Gangguan Kejiwaan yang Memicu Hipersomnia

Tidur pada dasarnya merupakan salah satu cara untuk mengembalikan energi tubuh, juga mengistirahatkan beberapa organ tubuh, sehingga tidak mudah rusak karena dipaksa bekerja secara terus menerus. Hal ini sebenarnya juga termasuk sebagai upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga nantinya tidak akan mudah terserang penyakit. Durasi tidur setiap orang berbeda, menyesuaikan dengan usianya sendiri. Bagi orang dewasa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tidur adalah antara 7 sampai dengan 8 jam. Lalu bagaimana jika seandainya tidur melebihi batas waktu yang dibutuhkan.

Dalam beberapa kondisi seperti diantaranya adalah tengah sakit atau terserang masalah kesehatan, tubuh memang membutuhkan waktu lebih banyak untuk istirahat. Hanya saja jika tidak mengalami kondisi semacam ini, namun lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur atau beristirahat, maka patut untuk diwaspadai, karena bisa jadi termasuk gejala mengalami gangguan kejiwaan, jadi tanya dokter psikologi. Hipersomnia ini adalah sebuah kondisi yang menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah mengantuk di siang hari atau sepanjang hari.

Hipersomnia ini memang bisa dipengaruhi oleh beragam faktor seperti diantaranya adalah mood, energi sampai dengan masalah kejiwaan, layaknya:

  1. Depresi, seseorang yang tengah mengalami depresi, biasanya memang akan rentan mengalami hipersomnia. Kondisi tersebut biasanya memang akan diawali dengan insomnia berkepanjangan. Dimana setiap malam tidak bisa tidur secara nyenyak. Lalu lama kelamaan hal ini nantinya akan memicu hipersomnia, rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari yang membuatnya senantiasa ingin tidur, ditambah lagi pada saat malam hari juga mengalami kondisi yang serupa. Jika Anda mengalami hal ini maka sebaiknya dikonsultasikan.
  2. Gangguan bipolar, yaitu sebuah kondisi dimana seseorang akan mengalami perubahan mood yang terjadi secara ekstrim, kadang bahagia, namun dalam sekejap nantinya akan berubah menjadi sedih. Gangguan mental ini bisa dialami oleh siapa saja yang menyebabkan beberapa masalah lain seperti diantaranya kesulitan tidur atau sebaliknya, yaitu menjadi lebih mudah mengantuk atau kebanyakan tidur. Apalagi ketika sudah memasuki fase depresi maka akan membuat penderitanya mengalami hipersomnia ini.
  3. Seasonal affective disorder, dikenal juga sebagai SAD yang sering kali dialami oleh masyarakat yang tinggal di negara 4 musim. Gejala depresi semacam ini biasanya akan dialami oleh seseorang tersebut ketika sudah masuk pada musim gugur sampai pada puncak musim dingin. Biasanya akan diawali dengan rasa sedih yang berkepanjangan, nafsu makan yang turun, sulit untuk konsentrasi hingga tidur berlebihan.
  4. Skizofrenia, beberapa penderita skizofrenia juga akan mengalami masalah seperti hipersomnia ini, biasanya disebabkan oleh efek samping dari pengobatan yang dijalani sehingga menganggu kondisi atau masalah saraf pada penderitanya. Sekitar 32 persen dari penderita skizofrenia ini akan mengalami rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari.
  5. Post traumatic stress disorder atau PTSD, gangguan kejiwaan ini juga kerap kali membuat penderitanya menjadi lebih mudah mengantuk, faktor-faktor psikologis yang bisa menjadi penyebabnya adalah stress yang berkepanjangan, gejala depresi, hingga menghadapi faktor-faktor yang memang memicu terjadinya trauma.

Meskipun sebenarnya hipersomnia ini tidak selalu disebabkan karena gangguan kejiwaan, namun tetap harus diwaspadai, Anda bisa konsultasi dengan tanya dokter psikologi lewat aplikasi Halodoc. Konsultasi bisa dilakukan kapan saja secara gratis dengan banyak dokter yang sudah berpengalaman. Aplikasi yang satu ini bisa Anda download dan juga install secara mudah lewat Playstore maupun Appstore.

Tinggalkan komentar